Selasa, 03 November 2020

[Traveling & Sedekah KPAYFM] Berkolaborasi dengan RPI menulusuri daerah Labakkang, Pangkep

Agenda Traveling & Sedekah KPAYFM dilaksanakan tanggal 21 Februari 2020 s.d. 23 Februari 2020

KEMELUT NEGERI INDONESIA SELAIN VIRUS CORONA

    Mari merenungkan nasib pendidikan di Indonesia. Pendidikan memang bukan satu-satunya hal dari negara ini yang harus kita cermati, namun pendidikan sangat penting untuk membangun peradaban & kepribadian bangsa ini. Seakan terlupakan namun tetap harus ditanamkan dalam benak bahwa Indonesia tetap harus berpacu pada BENANG MERAH, TUJUAN DAN ARAHNYA yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2. Tetapi, kemelut akan kesenjangan pendidikan di Negeri Indonesia masih belum tuntas dimana pemerintah juga masih terus melakukan upaya pemerataan pendidikan di Indonesia. Salah satu potret kemirisan pendidikan di Indonesia ditemukan di SDN 38 Buttue Desa Kenaungan, Kec. Labakkang, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan.



    Sebagai upaya untuk berperan turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, KPAYFM berkolaborasi dengan Relawan Pendidikan Indonesia (RPI)  melakukan touring pendidikan di SDN 38 Buttue yang terdiri hanya dua ruangan dalam satu bangunan beserta 23 muridnya yang disatukan dari kelas 1- kelas 6 SD. Di sekolah ini, tak ada tempat upacara, tak ada tiang bendera, tak ada lapangan bermain, tak ada kantin/warung, tak ada bel tanda masuk kelas, bahkan dulunya tak ada kepala sekolah. Tidakkah hati kita teriris melihat generasi penerus bangsa berjuang demi nasib Indonesia kedepan? Mereka masih bermimpi kelak akan membawa perubahan yang baik untuk Negeri Indonesia.

    Berangkat dari kemelit Pendidikan Indonesia di Pelosok Pesisir, masih ada potret-potret kemirisan masyarakat sekitar yang masih sangat perlu sentuhan bantuan Pemerintah, seperti tidak ada instalasi listrik, tidak ada sumber air bersih, tidak ada bangunan untuk beribadah seperti masjid. Untuk mendapatkan air bersih, masyarakat harus ke kota untuk membeli air dengan harga Rp. 1.000-2.000 per jerigen.



  Akhir kata, sekedar kata namun maknanya lebih sekedar kata "ISTIQOMAHKANLAH PERJUANGAN HINGGA ISTIQOMAHMU LEBIH DARI KATA ISTIQOMAH ITU SENDIRI."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar